Jakarta (Antara) – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan tidak menurunkan target penyaluran kredit pada tahun ini meski Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen.
Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu, mengatakan kendati BI rate terus naik dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan turun, BRI tetap mematok target penyaluran kredit yang tinggi, yakni sebesar 20-22 persen pada tahun ini.
Alasannya, lanjut dia, lebih dari 80 persen kredit BRI disalurkan ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memiliki daya tahan tinggi menghadapi gejolak ekonomi.
“Meskipun sedang terjadi gejolak, BRI tidak menurunkan target kredit, yakni tetap 20–22 persen seperti yang dicanangkan pada awal tahun. Kami optimistis itu bisa tercapai,” kata dia.
Menurut Ali, penyaluran kredit tidak ditahan karena sejumlah UMKM yang berorientasi ekspor justru sedang menggliat saat ini seiring menguatnya dolar AS.
“Mereka justru membutuhkan kredit dari bank untuk memproduksi barang-barang ekspor. Ini tentu harus difasilitasi karena ekspor yang meningkat akan mengimbangi defisit neraca pembayaran,” ujarnya.
Terkait dengan kemungkinan dinaikkannya suku bunga, baik pinjaman ataupun simpanan, Direktur Keuangan Bank BRI Achmad Baiquni menjelaskan bahwa kenaikan dilakukan secara selektif. Agar tidak memberatkan pelaku UMKM, suku bunga kredit mikro di BRI tidak dinaikkan.
“Namun, suku bunga kredit yang lain naik dengan besaran yang bervariasi”, ujar Baiquni.
Ia mengatakan hal itu bisa terealisasi dikarenakan BRI melakukan beberapa langkah terobosan untuk menekan biaya dana.
Dikemukakan, bank yang mengandalkan deposito, sudah pasti biaya dananya akan meningkat karena bunganya naik seiring dengan BI Rate. Sebaliknya, biaya dana dapat dipertahankan tetap rendah jika bank banyak menghimpun dana murah yakni tabungan.
“Untuk menggenjot tabungan, kami menggencarkan promosi Untung Beliung Britama (UBB) dan Pesta Rakyat Simpedes. Kami mencoba memaksimalkan jaringan BRI yang tersebar di seluruh pelosok nusantara,” katanya.
Ia menambahkan, BRI juga berupaya menghimpun dana milik pemerintah yang digunakan untuk transaksi dan pembayaran. Langkah lainnya adalah meningkatkan layanan transaksional seperti kartu kredit dan kartu debet. Adapun dari sisi operasional, BRI juga terus meningkatkan efisiensi di segala lini.
Terkait kredit konsumtif seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB), BRI telah menyesuaikan suku bunganya. Itu dilakukan karena permintaan KPR dan KKB masih cukup tinggi. Penyesuaian bunga kredit juga bertujuan untuk menjaga kualitas kredit. (ar)
YOUR COMMENT