Jakarta (Antara) – Jumlah total tertanggung asuransi jiwa nasional pada kuartal kedua 2013 mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 54,55 persen, menjadi 87,19 juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 56,42 juta orang.
“Kenaikan jumlah orang yang terlindungi asuransi jiwa mengindikasikan meningkatnya kesadaran publik akan manfaat memiliki asuransi jiwa, serta bukti nyata komitmen perusahaan asuransi jiwa nasional dalam melaksanakan kewajibannya,” ujar Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Dilihat secara terpisah, tertanggung perorangan dan kumpulan sama-sama mengalami kenaikan. Tertanggung perorangan mengalami kenaikan sebesar 29,38 persen menjadi 12,79 juta orang dari posisi 9,88 juta orang di tahun sebelumnya, sementara tertanggung kumpulan mengalami kenaikan lebih tinggi yakni 59,89 persen dari posisi 46,53 juta orang menjadi 74,4 juta orang.
Nini menuturkan, kenaikan jumlah tertanggung, tidak terlepas dari dukungan yang konsisten dari tenaga pemasar asuransi jiwa. Sejauh ini, komposisi jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa nasional hingga kuartal kedua 2013 bertumbuh 29,86 persen, menjadi 342.051 tenaga pemasar.
Angka ini bertumbuh seiring pertumbuhan dari sisi pendapatan premi dan angkatan usia muda di Indonesia, kata Nini.
Nini juga mengungkapkan bahwa, peningkatan tenaga pemasar tidak terlepas dari upaya AAJI yang menurunkan tarif ujian sertifikasi pada Maret 2013 lalu. Alhasil jumlah tenaga pemasar berlisensi di Indonesia langsung naik tajam. Jika biasanya rata-rata jumlah tenaga pemasar berlisensi naik 13,9 persen per tahun, namun dalam enam bulan pertama tahun ini kenaikannnya sudah 29,86 persen.
Dengan adanya peningkatan pertumbuhan jumlah tenaga pemasar mendekati 30 persen hingga kuartal kedua tahun 2013, hal itu membuat AAJI optimis mampu melampaui target tenaga pemasar di 2015 nanti.
“Jadi kalau dengan simulasi rata-rata pertumbuhan jumlah tenaga pemasar kita setiap tahun naik 13,9 persen saja sudah mencapai sekitar 450ribu tenaga pemasar di 2015. Maka dengan pertumbuhan di atas 25 persen, target akan terlampaui.”
Nini mengakui, saat ini penetrasi asuransi jiwa masih menjadi tantangan utama di industri pasalnya, dari total 240 juta penduduk Indonesia hanya sekitar 5,3 persen (12,7 juta jiwa) yang terlindungi asuransi jiwa sebagai tertanggung individu dan 74,4 juta jiwa atau 31 persen untuk tertanggung kumpulan.
Maka dari itu, lanjut Nini, inisiatif edukasi sadar keuangan (financial literacy) dan pentingnya asuransi jiwa yang berkelanjutan yang melibatkan seluruh komponen industri, terutama agen, adalah kunci peningkatan penetrasi asuransi di Indonesia. (ar)
YOUR COMMENT