Jakarta (Antara) – Pengamat pasar modal Indonesia Budi Frensidy mengatakan bahwa dana asing yang keluar memiliki potensi untuk kembali ke dalam negeri menyusul peringkat investasi Indonesia yang masih dalam level layak investasi (investment grade).
“Peringkat investasi Indonesia tidak di-`downgrade` oleh perusahaan pemeringkat, harapan kami asing akan kembali ke Indonesia. Namun, hal itu tidak bisa dipastikan dikarenakan imbal hasil yang ditawarkan negara berkembang cukup bersaing, salah satunya Filipina,” ujar Budi dalam seminar “Capital Market Ekonomi Outlook 2013 dan CSA Forum” di Jakarta, Jumat.
Budi yang juga merupakan salah satu anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) itu mengatakan bahwa investor asing akan mencari imbal hasil yang menarik di negara berkembang.
“Sejauh ini, imbal hasil yang ditawarkan Indonesia masih cukup positif, `yield` surat utang negara (SUN) di kisaran delapan persen dengan tenor 10 tahun, sementara di Jepang sekitar 0,5 persen, dan Amerika Serikat dua persen dengan tenor sama,” katanya.
“Dengan demikian, investor asing tentunya akan mencari tawaran `return` yang lebih tinggi. Setelah itu, mereka akan mempertimbangkan risiko, likuiditas dan lain-lain,” ujar Budi menambahkan.
Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju lebih kecil dibandingkan negara berkembang, dengan demikian investor akan cenderung menempatkan dananya di dalam negara yang memiliki kenaikan ekonomi yang lebih baik.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang menambahkan dana asing yang keluar tidak dapat kembali dengan cepat jika pemerintah tidak menangani defisit di neraca perdagangan Indonesia (NPI) dengan baik.
Meski demikian, ia meyakini bahwa potensi pembalikan dana asing ke dalam negeri (capital inflow) masih cukup terbuka seiring dengan kinerja emiten yang masih cukup positif.
“Investor asing bisa saja langsung menginvestasikan dananya langsung ke dalam emiten-emiten yang melakukan ekspansi,” ucapnya.
Sementara itu, analis KDB Daewoo Securities, Andrew Argado mengatakan prospek pasar saham Indonesia masih akan positif ke depannya terutama di sektor konsumer menyusul jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang terus meningkat.
“Pendapatan perkapita Indonesia juga terus mengalami kenaikan, maka itu sektor konsumsi akan diuntungkan,” ujar dia. (ar)
YOUR COMMENT